Keuntungan dan Kerugian di Umur 21 tahun keatas



Aku ingin menulis, tentang masa kerisis diumur 21 tahun,
Bisa digolongkan dewasa namun sebenarnya belum dewasa
Masih mencari jati diri seperti remaja belasan tahun
Hanya saja perbedaanya itu adalah di umur yang semakin matang.

Saat aku berumur remaja belasan tahun tepatnya waktu SMP, sering aku membayangkan bahwa umur 18  tahun ke atas itu menyenangkan,bebas, bisa menentukan apa yang diinginkan . dan bisa menjadi apa saja. Kenyataanya sekarang umurku sudah hamper 22 tahun ini semakin aku tidak tau aku harus bagaiman. Krisis jati diri.
Memang benar umur 21 tahun kamu bebas, dan bisa melakukan apa saja dibanding umur anak sekolah 12-17 tahun.  hal-hal antara lain:

1.       Mempunyai SIM (keinginan mendalam waktu sekolah, soalnya biar bisa pergi kemana saja tanpa takut dan was-was polisi menilang)
2.       Mempunyai KTP (biar bisa menjadi keren,karena mempunyai hak untuk memilih dan bisa dibilang sudah Dewasa. Kenyataanya mah nggak)
3.       Boleh diijinkan keluar malam, (tidak terbebani dengan PR, tugas,Ulangan keesokan harinya)
4.       Dan bisa travelling ke mana saja karena ortu percaya umur 21 tahun bisa menjaga amanah dan bertanggung jawab atas keinginan dan tanggung jawabnya.

Namun kenyataannya setelah kamu memiliki semua itu dan menuju fase krisis mental. Lebih lemah dari anak sekolah dan lebih galau daripada anak remaja. kerugiannya adalah :

1.       Krisis mental karena gak punya uang, mau minta terus ke ortu malu dengan umur sudah 21 tahun belum bisa menghasilkan uang dan sering minta padahal ortu kita semakin tua
2.       Krisis keuangan Kebanyakan kartu yang bikin gregetan dompet. Contohnya saat kita gak punya uang tapi yang didompet hanya kartu saja yang tak berisi dan tidak bisa diuangkan , “bikin nangis hati” kartu BPJS,SIM,KTP,Kartu Kredit “kalau punya”, ATM dua atau lebih “namun gak ada isinya” dan kartu-kartu keanggotaan lain.
3.       Krisis mental dari segi psikologi: seperti permasalahan cinta . bingung jodohlah bingung kok masih jomblo padahal temen-temen sudah banyak yang sudah nikah, malah sudah ada yang punya anak dan sekarang sudah sekolah.
4.       Krisis spiritual : segi ini mah berat-berat banget deh kayak menanggung beban yang berat, semua hal hidup ini jika pribadinya gak kuat landasan ilmu agamanya maka rusaklah semua. Ini yang aku rindukan pula . jika dulu waktu sekolah,guru mah banyak bisa nanya ini-itu terserah guru ngaji juga banyak guru sekolah juga banyak. Hanya saja setelah beranjak dewasa seakan semuanya menghilang entah kita yang semakin menjauh atau memang jarang ada khusus pengajian REMAJA. Ya Allah galau mah gue bener....,
Masih ingat dan melekat guru yang mendidik dan membuat inspirasiku dan karakterku yang bagiku kece Badai ‘narsis dikit gak apalah’  yaitu bapak Alm. Isrori (guru ngajiku sd) dan pak Rasmadi (guru Fisika  guru terkeren dah idola murid-murid :*  )beliau berdua orangnya tegas disiplin dan punya karisma. I love them. Alhamdulillah semenjak aku diberi pendidiakn beliau aku masih bisa sering mengaji , gak pernah pacaran until nikah dan percaya fisika itu gak sulit kok, walau akhirnya gak bisa aku tetap menyukainya kebalikan dari Matematika hahaha
5.       Krisis jati diri: siapakah aku? Masihkah aku bisa menggapai cita-citaku disaaat umur segini…, lebih baik kejar cita-cita atau mencari pekerjaan. Dan mau kemana arah nya kelak ini

Itulah fase-fase krisis yang dijalani umur 21 tahun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

M.ALVIN FIRMANSYAH si HAFIDZ KECIL LUAR BIASA

PEMBAWA PESAN

ISLAM IS MY RELIGION, and that is not heritage -sesi opini-